Dalam sebuah proses pembelajaran, diperlukan adanya sebuah model atau metode pembelajaran dan juga media pembelajaran. Dengan menggunakan dua komponen tersebut, maka harapannya adalah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Model pembelajaran yang kreatif sangat diperlukan dalam sebuah proses pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif serta beragam, maka peserta didik akan merasa nyaman selama mengikuti proses pembelajaran.
Dewasa ini banyak dikenal berbagai jenis model pembelajaran yang telah diterapkan dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah model pembelajaran cooperative learning.
Lalu apa yang dimaksud dengan model pembelajaran cooperative learning? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini.
Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning memiliki beberapa pengertian yang diungkapkan oleh para ahli, salah satunya adalah Robert Slavin. Cooperative learning menurut Robert Slavin adalah salah satu bentuk paham pembelajaran konstruktivis. Yang dimaksud pembelajaran konstruktivisme adalah suatu teknik pembelajaran yang melibatkan siswa untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya.
Atau dengan kata lain model pembelajaran cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang menerapkan sistem gotong royong, dimana siswa yang dianggap mampu secara akademik dapat membantu temannya yang kurang mampu dalam hal akademik. Model cooperative learning dinilai sangat efektif untuk membantu siswa yang kurang begitu menguasai materi pembelajaran.
Secara umum, dalam model pembelajaran cooperative learning, siswa akan dibagi menjadi sebuah kelompok kecil yang terdiri dari siswa yang mampu secara akademik dan yang tidak. Kemudian siswa yang mampu tersebut akan mempresentasikan materi pembelajaran dengan menggunakan cara penyampaiannya sendiri. Siswa yang dianggap belum menguasai materi pelajaran dapat memperhatikan penjelasan dari temannya tersebut
Dengan menggunakan cara ini, siswa yang mampu secara akademik atau pandai dapat membagikan ilmu yang dimilikinya serta memupuk rasa percaya diri siswa tersebut untuk berbicara di depan publik. Sementara bagi siswa yang kurang pandai maka dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh rekannya tersebut.
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning
Model pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat mudah diterapkan dalam kelas dan untuk semua jenjang pendidikan. Selain itu, model pembelajaran ini juga bisa dikreasikan dengan berbagai kegiatan dalam kelas dan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Namun, secara umum penerapan model pembelajaran cooperative learning adalah dengan membagi siswa di kelas menjadi beberapa kelompok kecil. Dalam kelompok tersebut terdiri dari siswa yang pandai dan kurang pandai.
Guru akan memberikan materi kepada siswa yang dinilai pandai. Kemudian materi tersebut disampaikan oleh siswa tersebut kepada teman dalam kelompoknya. Dalam sebuah kelompok tersebut diharapkan terjadi sebuah interaksi yang aktif membahas materi yang diberikan oleh guru. Guru berperan mengontrol dan memfasilitasi siswa pada saat diskusi berlangsung.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Slavin, didapatkan hasil bahwa siswa yang mempraktikkan cooperative learning hasilnya lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional. Selain itu, komunikasi dan toleransi antar siswa dapat terjalin dengan baik tanpa membeda-bedakan ras, agama, latar belakang keluarga, dan perbedaan lainnya.
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Saat Pandemi
Idealnya model pembelajaran cooperative learning diterapkan dalam sistem pembelajaran tatap muka. Namun, karena adanya pandemi maka pembelajaran cooperative learning dapat menggunakan teknologi yang ada. Pembelajaran ini bisa diterapkan dengan menggunakan media WhatsApp, Zoom, Google Meet, Webex, dan platform lainnya.
Namun, kemudian muncul persoalan baru tentang sekolah atau wilayah yang belum stabil jaringan internetnya. Untuk kondisi ini, model pembelajaran cooperative learning bisa dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan tatap muka disertai dengan protokol kesehatan yang ketat. Pandemi bukanlah halangan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang menyenangkan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, cooperative learning dapat diterapkan di semua jenjang dan satuan pendidikan, baik di SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi/sederajat. Penerapan model pembelajaran cooperative learning di masing-masing jenjang pendidikan perlu adanya strategi yang tepat dan sesuai dengan keadaan siswa.
Penerapan model pembelajaran cooperative learning pada jenjang SD tentu akan berbeda dengan jenjang SMA. Model pembelajaran cooperative learning sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran seperti dijabarkan tim Kemdikbud.co.id diatas. Hal ini dikarenakan cooperative learning mampu membentuk karakter anak, baik karakter moral, karakter kinerja, karakter relasional, maupun karakter spiritual.